Selasa, 28 April 2015

Analisa Densitas, Sand Content dan Kadar Minyak pada lumpur Bor

PENGUKURAN DENSITAS, SAND CONTENT DAN KADAR MINYAK PADA LUMPUR BOR
(ANALISA BERDASARKAN HASIL PRAKTIKUM)

                Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu operasi pemboran adalah ketepatan dalam penggunaan lumpur pemboran. Lumpur mempunyai banyak fungsi dalam menunjang suatu operasi pemboran, diantaranya adalah untuk mengimbangi tekanan yang dihasilkan oleh formasi. Tekanan yang berasal dari dalam formasi harus diimbangi oleh  tekanan hidrostatik. Besarnya tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh densitas dan kedalaman.
                Untuk mengubah tekanan hidrostatik dalam suatu operasi pemboran dilakukan dengan merubah densitas lumpur menggunakan suatu zat additive. Dalam percobaan yang dilakukan oleh plug kami menggunakan air. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh densitas sebesar 8,5 ppg.
                Dari grafik 2.1 dapat dilihat bahwa densitas air cenderung turun, ini disebabkan oleh air akan memberikan pengaruh pada lumpur yang menyebabkan lumpur semakin cair, sehingga tekanan hidrostatik lumpur berkurang karena densitas lumpur berkurang. Hal ini menunjukan bahwa penambahan air dapat menurunkan densitas lumpur. Sedangkan densitas untuk barite cenderung naik, ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak barite dalam lumpur, semakin besar densitasnya dan semakin besar pula tekanan hidrostatiknya. Sehingga barite adalah zat additive yang berfungsi benambah densitas dan meningkatkan tekanan hidrostatik lumpur.
                Dalam percobaan sand content, penambahan 20 pasir didapatkan % sand contant sebesar 1 %. Semakin tinggi nilai sand content dari lumpur pemboran, artinya semakin besar pula akumulasi pasir yang terdapat dalam lumpur tersebut.
Dilihat dari grafik 2.2 sand content semakin meningkat, ini menandakan bahwa semakin banyak pasir maka semakin tinggi % sand content. Aplikasi dari percobaan ini adalah untuk mencegah timbulnya masalah pada pompa, bit, berupa abrasi yang diakibatkan pasir yang bersifat terakumulasi dalam jumlah banyak.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, digunakan conditioning area untuk memisahkan padatan-padatan dan gas yang ikut dalam lumpur pada saat lumpur disirkulasikan, yang meliputi shale shaker,desender,desilter, degeser.
                Dalam percobaan penentuan kadar minyak, penambahan solar menyebabkan tingginya % kadar minyak dalam lumpur. Dari grafik 2.3 dapat dilihat bahwa semakin besar penambahan solar, semakin tinggi % kadar minyaknya. Ini menandakan bahwa semakin besar jumlah minyak  yang dijumpai di formasi, semakin tinggi kadar minyak dalam lumpur.
Dalam menentukan kadar cairan lapisan, digunakan weting agent yang berfungsi untuk memperjelas batas air dan minyak karena weting agent berfungsi sebagai demulsifier yang dapat menaikan tegangan antar muka dua cairan yang tidak saling campur. Sedangkan fungsi steel wall yang ada pada chamber yaitu untuk mempercepat terjadinya kondensasi.
                Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah proses pemboran telah mencapai formasi produktif  melalui pengamatan pada lumpur pemboran. Selain itu juga dapat menentukan volume minyak dan volume air yang dapat digunakan  untuk menentukan % berat padatan. Berat padatan dalam lumpur diharapkan seminimal mungkin karena padatan tersebut dapat mengerus alat-alat pemboran yang digunakan, dan juga  bisa menambah densitas yang mengakibatkan pemboran terhambat.

  
Grafik 2.1.  Additive Vs Densitas 
Grafik 2.2.  Penambahan Pasir Vs Sand Content 


Grafik 2.3. Volume Solar Vs Kadar Minyak