PENGUKURAN DENSITAS, SAND CONTENT DAN KADAR MINYAK PADA LUMPUR BOR
(ANALISA BERDASARKAN HASIL PRAKTIKUM)
Salah
satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu operasi pemboran adalah
ketepatan dalam penggunaan lumpur pemboran. Lumpur mempunyai banyak fungsi
dalam menunjang suatu operasi pemboran, diantaranya adalah untuk mengimbangi
tekanan yang dihasilkan oleh formasi. Tekanan yang berasal dari dalam formasi
harus diimbangi oleh tekanan hidrostatik.
Besarnya tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh densitas dan kedalaman.
Untuk
mengubah tekanan hidrostatik dalam suatu operasi pemboran dilakukan dengan
merubah densitas lumpur menggunakan suatu zat additive. Dalam percobaan yang
dilakukan oleh plug kami menggunakan air. Dari percobaan yang dilakukan
diperoleh densitas sebesar 8,5 ppg.
Dari
grafik 2.1 dapat dilihat bahwa densitas air cenderung turun, ini disebabkan
oleh air akan memberikan pengaruh pada lumpur yang menyebabkan lumpur semakin
cair, sehingga tekanan hidrostatik lumpur berkurang karena densitas lumpur
berkurang. Hal ini menunjukan bahwa penambahan air dapat menurunkan densitas
lumpur. Sedangkan densitas untuk barite cenderung naik, ini dapat disimpulkan
bahwa semakin banyak barite dalam lumpur, semakin besar densitasnya dan semakin
besar pula tekanan hidrostatiknya. Sehingga barite adalah zat additive yang berfungsi
benambah densitas dan meningkatkan tekanan hidrostatik lumpur.
Dalam
percobaan sand content, penambahan 20 pasir didapatkan % sand contant sebesar 1
%. Semakin tinggi nilai sand content dari lumpur pemboran, artinya semakin
besar pula akumulasi pasir yang terdapat dalam lumpur tersebut.
Dilihat dari grafik 2.2 sand content semakin meningkat, ini
menandakan bahwa semakin banyak pasir maka semakin tinggi % sand content.
Aplikasi dari percobaan ini adalah untuk mencegah timbulnya masalah pada pompa,
bit, berupa abrasi yang diakibatkan pasir yang bersifat terakumulasi dalam
jumlah banyak.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, digunakan conditioning
area untuk memisahkan padatan-padatan dan gas yang ikut dalam lumpur pada saat
lumpur disirkulasikan, yang meliputi shale shaker,desender,desilter, degeser.
Dalam
percobaan penentuan kadar minyak, penambahan solar menyebabkan tingginya %
kadar minyak dalam lumpur. Dari grafik 2.3 dapat dilihat bahwa semakin besar
penambahan solar, semakin tinggi % kadar minyaknya. Ini menandakan bahwa
semakin besar jumlah minyak yang
dijumpai di formasi, semakin tinggi kadar minyak dalam lumpur.
Dalam menentukan kadar cairan lapisan, digunakan weting agent
yang berfungsi untuk memperjelas batas air dan minyak karena weting agent
berfungsi sebagai demulsifier yang dapat menaikan tegangan antar muka dua
cairan yang tidak saling campur. Sedangkan fungsi steel wall yang ada pada
chamber yaitu untuk mempercepat terjadinya kondensasi.
Aplikasi
lapangan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah proses pemboran
telah mencapai formasi produktif melalui
pengamatan pada lumpur pemboran. Selain itu juga dapat menentukan volume minyak
dan volume air yang dapat digunakan
untuk menentukan % berat padatan. Berat padatan dalam lumpur diharapkan
seminimal mungkin karena padatan tersebut dapat mengerus alat-alat pemboran
yang digunakan, dan juga bisa menambah
densitas yang mengakibatkan pemboran terhambat.
Grafik
2.2. Penambahan Pasir Vs Sand Content
Grafik
2.3. Volume Solar Vs Kadar Minyak